5 Alasan Mengapa Brand Harus Melirik Event Experiential Marketing  - Watermark | PT. Sinematik Anak Bangsa
20155
post-template-default,single,single-post,postid-20155,single-format-standard,theme-bridge,bridge-core-3.0.1,woocommerce-no-js,qodef-qi--no-touch,qi-addons-for-elementor-1.5.5,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,columns-4,qode-theme-ver-28.6,qode-theme-bridge,wpb-js-composer js-comp-ver-6.7.0,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-457

5 Alasan Mengapa Brand Harus Melirik Event Experiential Marketing 

5 Alasan Mengapa Brand Harus Melirik Event Experiential Marketing 

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya ekspektasi konsumen, strategi pemasaran kini telah berevolusi jauh dari sekadar menawarkan produk dan layanan. Tahun 2024, salah satu pendekatan yang menjadi sorotan utama adalah eksperiential marketing atau pemasaran berbasis pengalaman. Strategi ini lebih dari sekadar menjual produk.

Experiential Marketing yang notabene dibuat dalam bentuk event  menyentuh emosi, melibatkan indra, dan menciptakan momen yang berkesan di benak konsumen. Tren ini muncul sebagai respons atas kebutuhan pasar yang tidak lagi hanya ingin membeli, tetapi juga merasakan nilai dari produk atau layanan yang mereka pilih. 

Selain itu ada beberapa alasan lain mengapa event experiential marketing makin diminati pasar, berikut pemaparannya:

Kebutuhan Akan Pengalaman Autentik 

Konsumen di 2024 semakin mengutamakan keaslian. Mereka tidak lagi hanya ingin menjadi penonton, tetapi juga aktor dalam sebuah narasi brand. Dalam dunia yang sangat terhubung dan digital, mereka mendambakan pengalaman yang nyata dan autentik. Kampanye pemasaran berbasis pengalaman yang sukses adalah yang mampu menjembatani dunia digital dan fisik, memberikan konsumen kesempatan untuk mengalami produk secara langsung dan mendalam.

Contohnya, banyak brand kini mulai menggunakan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk menghadirkan pengalaman yang melampaui batas ruang dan waktu. AR dan VR memungkinkan konsumen merasakan suatu produk atau layanan tanpa harus berada di lokasi fisik, tetapi tetap merasakan kedekatan dan interaktivitas. Sebagai contoh, industri otomotif menggunakan VR untuk menciptakan pengalaman test drive virtual, sementara brand fesyen menawarkan konsumen kesempatan untuk mencoba pakaian secara virtual sebelum memutuskan pembelian.

Interaksi Sensorik: Melibatkan Lebih dari Sekadar Mata

Salah satu prinsip utama dari eksperiential marketing adalah melibatkan lebih dari satu indera. Di tahun 2024, perusahaan tidak hanya mengandalkan visual atau audio dalam berinteraksi dengan konsumen. Mereka mulai menciptakan pengalaman yang lebih holistik dengan melibatkan sentuhan, rasa, bahkan aroma.Misalnya, pada acara peluncuran produk, perusahaan mulai menyertakan elemen-elemen yang bisa dirasakan secara fisik oleh konsumen. 

Di dunia retail, banyak toko yang mengintegrasikan interactive touchscreens, di mana konsumen bisa langsung menyentuh dan merasakan material produk atau simulasi yang menyerupai aslinya. Sementara itu, brand makanan dan minuman menawarkan sesi mencicipi secara langsung di lokasi atau melalui kemasan sampel yang dikirim langsung ke rumah konsumen. Pengalaman sensorik ini membuat konsumen tidak hanya mengenal produk secara teoritis, tetapi juga membangkitkan emosi positif terhadap brand.

Komunitas dan Kolektivitas Menghadirkan Momen Bersama 

Selain pengalaman individu, pemasaran berbasis pengalaman di 2024 juga menekankan pentingnya komunitas. Dalam dunia yang serba digital dan terkadang terasa terisolasi, konsumen merindukan hubungan dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Brand yang bisa menciptakan ruang bagi konsumen untuk saling terhubung dan berbagi pengalaman, seringkali mendapatkan loyalitas yang lebih tinggi.Banyak perusahaan mengadakan acara komunitas baik secara langsung maupun virtual. Contohnya adalah berbagai acara pop-up store atau festival brand yang tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga menghadirkan aktivitas-aktivitas seru seperti lokakarya, pertunjukan, atau permainan interaktif yang dapat dinikmati bersama-sama. Dengan demikian, konsumen merasa menjadi bagian dari sebuah cerita yang lebih besar, yang memberikan kenangan yang bermakna dan membangun loyalitas.

Di dunia digital, hal ini juga diterjemahkan melalui platform media sosial dan forum online di mana brand bisa mendorong diskusi, interaksi, dan keterlibatan antar-konsumen. Konten yang dihasilkan oleh pengguna atau user-generated content (UGC) menjadi bagian penting dari strategi ini, di mana konsumen merasa terlibat dalam proses pemasaran itu sendiri. Mereka tidak hanya menjadi target pasar, tetapi juga menjadi co-creator dari narasi brand.

Personalisasi Mendalam: Menggunakan Data untuk Memahami Emosi 

Salah satu keuntungan utama dari dunia yang serba digital adalah banyaknya data yang dapat digunakan oleh brand untuk memahami konsumen mereka. Di 2024, penggunaan data tidak lagi hanya untuk menargetkan iklan, tetapi juga untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal. Brand mampu memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning untuk memahami perilaku, preferensi, dan emosi konsumen, sehingga mampu memberikan pengalaman yang dirancang khusus sesuai kebutuhan mereka.

Contohnya, perusahaan e-commerce mampu menawarkan pengalaman belanja yang sangat personal, di mana konsumen tidak hanya disuguhi rekomendasi produk yang relevan, tetapi juga disesuaikan dengan waktu, suasana hati, atau even lokal yang sedang berlangsung. Teknologi seperti chatbots cerdas kini mampu berinteraksi dengan konsumen layaknya manusia, memahami pertanyaan mereka, dan memberikan jawaban yang relevan serta personal. Konsumen merasakan bahwa brand tidak hanya memahami mereka secara umum, tetapi juga secara emosional.

Keberlanjutan dan Etika: Pengalaman yang Berpijak pada Nilai 

Isu keberlanjutan dan etika bisnis semakin menjadi sorotan di 2024. Konsumen kini tidak hanya tertarik pada produk yang inovatif dan berkualitas, tetapi juga pada nilai-nilai yang diusung oleh brand. Eksperiential marketing yang sukses adalah yang mampu memadukan pengalaman dengan narasi keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Hal ini tercermin dalam berbagai inisiatif seperti pemasaran berbasis misi di mana setiap pembelian produk terkait dengan dukungan terhadap inisiatif lingkungan atau sosial tertentu.

Banyak brand mulai melibatkan konsumen dalam program-program keberlanjutan. Contohnya, beberapa brand fashion mengundang konsumen untuk ikut serta dalam proses daur ulang produk lama, sementara perusahaan makanan bekerja sama dengan petani lokal dan menyoroti asal-usul bahan baku secara transparan. Melalui pengalaman semacam ini, konsumen tidak hanya merasakan manfaat langsung dari produk, tetapi juga merasa menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar.

Eksperiential marketing tidak hanya tentang menciptakan momen yang mengesankan, tetapi juga membangun keterhubungan emosional yang mendalam antara brand dan konsumen. Dengan memadukan teknologi, personalisasi, keberlanjutan, dan komunitas, brand mampu menciptakan narasi yang tidak hanya diingat, tetapi juga dirasakan oleh konsumen. Dalam dunia yang terus berkembang, di mana pilihan begitu banyak dan atensi begitu terbatas, hanya pengalaman yang paling berkesan yang akan bertahan. Di sinilah kekuatan eksperiential marketing yakni menjembatani kebutuhan akan inovasi dengan emosi yang universal.

No Comments

Post A Comment

Connect to WTM Team
Need help? Chat with Us...
Start A Conversation.
Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp.